Selasa, 21 Agustus 2012

10 Motor Tercepat di Dunia


Berikut ini adalah kumpulan motor tercepat di dunia lengkap dengan foto juga dengan spesifikasinya
Quote:
1. Dodge Tomahawk


Engine: 10-cylinder 90-degree V-type
Top speed: 350 miles per hour (560 km/h)
Power: 500 horsepower (370 kW) @ 5600 rpm (45 kW/L)
Transmission: 2-speed manual
2. Suzuki Hayabusa

Engine: 1340 cc (82 cu in), 4-stroke, four-cylinder, liquid-cooled, DOHC, 16-valve
Top Speed: 248 miles per hour (397 km/h)
Power: 197 horsepower (147 kW) @ 6750 rpm 147kW
Transmission: 6-speed, constant mesh
3. MTT Turbine Superbike Y2K


Engine: 227 miles per hour (365 km/h)
Top Speed: Rolls-Royce 250-C20 turbo shaft
Power: 320 horsepower (239 kW) @ 52,000 rpm
Transmission: 2-speed automatic
4. Honda CBR1100XX Blackbird

Engine: 1137cc liquid-cooled inline four-cylinder
Top Speed: 190 miles per hour (310km/h)
Power: 114 kW (153 hp) @ 10,000 rpm
Transmission: Close-ratio 6-speed
5. Yamaha YZF R1
Engine: Forward Inclined Parallel 4-cylinder, 20 valves, DOHC, liquid-cooled
Top Speed: 186miles per hour (297 km/h)
Power: 128.2 horsepower (95.6 kW) at 10000 rpm
Transmission: Constant mesh 6-speed
6. MV Agusta F4 1000 R

Engine: liquid cooled, inline, 4 cylinder, DOHC, 16 radial valves
Top Speed: 185 mph (299 km/h)
Power: 174 horsepower (128 kW)
Transmission: multi-disc wet clutch, 6 speed cassette gearbox
7. Kawasaki Ninja ZX-11/ZZ-R1100
Engine: 1052 cc 4-stroke, 4-cylinder, DOHC, liquid-cooled
Top Speed: 176 miles per hour (283km/h)
Power: 108 kW (147 PS) @ 10,500 rpm
Transmission: 6 speed
8. Aprilia RSV 1000R Mille
Engine: 998 cc 60 degree V-twin engine
Top Speed: 175 miles per hour (281 km/h)
Power: 105.24 kW (143.09 PS; 141.13 hp) @ 10000 rpm
Transmission: 6 speed, chain drive
9. BMW K 1200 S


Engine: 16 valves, 4 cylinders, DOHC, horizontal in-line, liquid cooled
Top Speed: 174 miles per hour (278 km/h)
Power: 164.94 horsepower (120.4 kW) @ 10250 RPM
Transmission: 6 speed manual
10. Ducati 1098s


Engine: L-twin cylinder, 4 valves per cylinder Desmodromic, liquid cooled
Top Speed: 169 miles per hour (271 km/h)
Power: 119.3 kW (160.0 bhp) @ 9750 rpm
Transmission: 6 speed Chain

Sabtu, 18 Agustus 2012

DIESEL COMMON RAIL

1. Pengertian Diesel Common rail
Teknologi mesin diesel dengan sebuah mesin dengan bahan bakar solar . sistem ini justru main di sistem Bahan bakar , di sistem konvensional ada komponen-komponen penunjang sistem . di konvensional ada injection pump assembly , priming pump dan juga feed pump yang menyalurkan bahan bakar ke ruang pembakaran, sekarang Mesin diesel sudah bekerja dengan sistem elektronis atau sekarang familiar dengan Common rail . common rail terdiri dari pressure sensor,pressure limiter, solenoid injector sebagai komponen tambahan. Ada perbedaan dengan type diesel yang lama, yaitu sistem common rail ini digabungkan dengan sistem injeksinya yang dikontrol secara elektronik. type diesel yang lama injektor membuka karena tekanan bahan bakar, tetapi pada common rail yang membuka injektor adalah arus dari ECU. jadi injektornya prinsip kerjanya hampir sama dengan injekto mobil bensin. Common Rail system adalah mesin diesel yang sistem bahan bakarnya dikontrol secara elektrikal. Pada saat mesin bekerja selalu terdapat tekanan bahan bakar yang cukup tinggi. Kontrol tekanan tinggi tersebut pada setiap injector diatur secara independen. Sistem tekanan dan waktu penginjeksian dirangcang untuk mesin high speed direct injection. Parameter injeksi seperti waktu penginjeksian, jumlah injeksi dan tekanan dikontrol oleh Electronic Control Unit (ECU). Pada mesin diesel biasa, pompa digerakkan oleh engine dan fungsinya adalah untuk memastikan jumlah bahan bakar yang sesuai dan distribusi bahan bakar ke setiap injector dan mengatur bukaannya. Pada sistem Common Rail, pompa hanya bertugas untuk manumpuk bahan bakar pada tekanan yang sangat tinggi di dalam jalur pengumpan biasa (common feeding line) dari cabang injectors.Pembukaan injectors dikontrol oleh Electronic Control Unit (ECU) dan sensor-sensor. Disamping meningkatkan performa dan mengurangi noise serta menurunkan tingkat emisi gas buang, sistem Common Rail ini juga memungkinkan mesin diesel untuk mencapai keinginan pemakai kendaraan di dunia.
           Kontrol secara elektronik pengiriman bahan bakar dan injeksi di depan memungkinkan bahan bakar dapat dipompa secara optimal terlepas dari kecepatan putaran mesin. Oleh karena itulah tekanan tinggi dapat dipertahankan secara konstan meskipun mesin berputar dengan kecepatan rendah. Masalah utama yang harus dihadapi untuk meningkatkan performa dan konsumsi bahan bakar adalah : tingkat keakuratan jumlah bahan bakar yang disemprotkan ke ruang bahan bakar.

2. Aliran Bahan Bakar
Di dalam low pressure circuit, bahan bakar ditarik ke tangki oleh pre-supply pump, yang mendesak bahan bakar melalui jalur ke sirkuit tekanan tinggi. Kotoran atau campuran yang ada di dalam bahan bakar akan dibuang oleh pre-filter, sehingga bisa mencegah keausan dini pada komponen yang mempunyai tingkat presisi tinggi.
                   
            Bahan bakar yang lewat melalui saringan bahan bakar ke pompa tekanan tinggi yang mendesaknya masuk ke high-pressure accumulator (rail) dan menghasilkan tekanan tinggi maksimal sebesar 1,350 bar. Untuk setiap proses injeksi, bahan bakar ditarik dari high-prssure accumulator. Tekanan di dalam rail tetap konstan, di dalamnya ada satu pressur-control vavle yang berguna untuk memastikan bahwa tekanan di dalam rail tidak melebihi angka yang diperbolehkan atau turun dibawah standar.
Membangkikan dan menyimpan tekanan tinggi
Closed-loop control pada tekanan rail
Injeksi bahan bakar

Closed-loop control pada tekanan rail
            Pressure-control valve dijalankan oleh ECU. Pada saat membuka, bahan bakar akan kembali ke tangki melalui return lines dan rail pressure sinks. Agar supaya ECU dapat menjalankan pressurecontrol valve secara benar, tekanan rail pressure diukur oleh rail pressure sensor.
Injeksi bahan bakar
            Setiap kali bahan bakar diinjeksikan, bahan bakar tersebut dicomot dari rail pada kecepatan tinggi dan languns diinjeksikan ke dalam cylinder. Masing-masing cylinder mempunyai injector. Setiap injector mempunyai solenoid valve yang menerima perintah `membuka´ dari ECU. Selama itu tetap membuka, bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar.


3. Komponen Pada Diesel Common rail
1.      Pompa supply
2.      Common rail
3.      Sensor tekanan bahan bakar
4.      Pembatas tekanan
5.      Injektor
6.      Sensor-sensor
7.      ECU
8.      EDU
9.      Tangki bahan bakar
10.  Saringan bahan bakar
11.  Check valve

Jumat, 17 Agustus 2012

Gasoline Direct Injection – GDI

                 Salah satu latest innovation dalam hal combustion mesin bensin adalah teknologi Direct Injection. Kalau selama ini mesin bensin menggunakan sistem port injection, dimana bahan bakar/fuel di semprotkan pada intake manifold, maka pada teknologi GDI bahan bakar langsung di inject kedalam ruang bakar seperti halnya mesin Diesel. Maka tidak salah kalau ada yang mengatakan GDI adalah hybrid antara mesin bensin dan diesel. So apa dibalik penemuan ini???Tentunya dorongan untuk menghasilkan sistem pembakaran mesin bensin yang lebih efisien, powerful dan ramah lingkungan. Bagaimana ketiga hal itu bisa dicapai oleh Sistem ini???

                                                                     BMW DI System

             Karena menggunakan direct injection, maka suhu didalam ruang bakar bisa lebih rendah dan efeknya kompressi ratio bisa ditingkatkan menjadi 1:12 tanpa harus mengalami gejala knocking.  Jadi dengan fuel beroktan rendah pun (87), mesin GDI bisa menghasilkan pembakaran yang lebih efficient (volumetric efficiency) dan juga increase power. Selain itu juga karena sifatnya yang unik ini, gas buang hasil pembakaran juga relatif lebih bersih sehingga ramah bagi lingkungan. Untuk menjalankan sistem ini maka dibutuhkan kontrol sistem yang reliable, dimana sensor dan ECU berperan sangat besar dalam menentukan kondisi pembakaran yang paling sempurna. Injector yang digunakan adalah injector yang dirancang khusus untuk mampu menyemprotkan bahan bakar pada tekanan 120 Bar agar fuel bisa teratomisasi dengan baik dan pembakaran bisa berlangsung dengan sempurna.


             Pada sistem yang didevelop oleh Bosch, ada 2 macam pembakaran yaitu Homogeneous dan Stratified, dan ini disesuaikan dengan kebutuhan driver. Pada saat butuh power, maka sistem akan memerintahkan injector untuk menyemprotkan fuel secara merata kedalam ruang bakar sehingga terbentuk homogeneous combustion dan sebaliknya pada low load, sistem bisa mensetting untuk terjadinya stratified combustion dimana hanya ada sebagian fuel yang diinjectkan disekitar spark plug dan terjadi lean combustion.
Saat ini sistem ini sudah mulai dijumpai dibeberapa model yang dikeluarkan oleh pabrikan, dan untuk Indonesia LEXUS LS yang sudah mengadoptnya. So, kita tunggu kiprahnya untuk mobil mobil yang lain………….terutama mobil yang mampu dibeli tanpa harus korupsi………………hehehehehhehe.

 
Posted by: wicanzayu | March 13, 2009



Kamis, 16 Agustus 2012

Cara Membaca Kode Ban Mobil

                    Bagaimana cara membaca kode yang tertera pada sisi ban mobil? Apakah cukup membingungkan? Angka angka, huruf huruf yang tertera. Tidak perlu bingung lagi, berikut cara membaca kode pada ban mobil.


















A. Merk Ban
Tulisan yang tertera di ban pada bagian ini adalah nama pembuat ban, nama komersial ban atau model ban.
Contoh : Breadstun - Votensa , Breadstun adalah nama pembuat ban dan Votensa adalah nama komersial ban atau model ban dari produk Breadstun.

B. Ukuran Ban
Ini yang mendasar untuk diketahui, karena kode ini menjelaskan ukuran spesifikasi ban itu sendiri. contoh ukuran ban : P 185 65 R 13 89 H
  • P adalah kode tipe pemakaian ban berdasarkan tipe mobil, dalam hal ini P artinya diperuntukkan untuk mobil tipe penumpang, P artinya Passenger, jika LT artinya Light Truck dan T artinya Temporary(biasa digunakan untuk ban cadangan yang hanya dipakai dalam waktu singkat).
  • 185 adalah ukuran lebar tapak ban dalam milimeter. Ukuran ini disebut sebagai section width.
  • 65 adalah ukuran tinggi sisi samping ban, diukur dalam persentase dari lebar tapak ban, dalam hal ini 65 adalah 65% dari 185 adalah 120,25, jadi jika diukur dalam milimeter adalah 120,25 mm. Ukuran ini disebut sebagai Aspect Ratio.
  • R adalah ukuran yang menandakan konstruksi ban, dalam hal ini R menandakan ban dengan konstruksi radial. Jika B artinya belted bias, dan D artinya diagonal bias.
  • 13 adalah ukuran diameter ban dalam inchi, ukuran ini penting untuk diperhatikan jika ingin dipasangkan pada velg-nya, jika ukuran diameter ban-nya 13 Inchi artinya velg yang akan dipasangkan harus berdiameter 13 Inchi juga.
  • 89 adalah ukuran indeks beban yang dapat ditahan oleh ban ketika ban diisi angin pada tekanan angin maksimum. Untuk mengetahui nilai setiap indeks beban harus mengacu pada tabel indeks beban, dalam hal ini 89 berarti ban ini mampu menahan beban pada tekanan angin maksimum sebesar 580 kilogram.
  • H adalah ukuran rating kecepatan maksimum ban, harus mengacu pada tabel rating kecepatan ban untuk mengetahuinya. Dalam hal ini H berarti kecepatan maksimum ban ini adalah 210 KM/Jam
C. Kondisi Jalan
Kode ini menyatakan peruntukkan pemakaian ban berdasarkan kondisi jalan yang akan dilalui, dalam hal ini AT(All Terrain) artinya pemakaian ban untuk hampir semua kondisi jalan, bisa dipakai untuk jalanan aspal maupun jalanan offroad ringan, jika MT(Mud Terrain) untuk kondisi jalan berlumpur berat, jika HT(Highway Terrain) untuk hanya jalanan beraspal saja.

D. Tekanan Angin Maksimum
Tulisan yang tertera pada bagian ini jelas sekali menyatakan tekanan angin maksimum yang dapat ditahan oleh ban. Tekanan maksimum yang tertera disini tidak sama dengan tekanan angin yang dianjurkan oleh mobil itu sendiri. Tulisan ini menandakan tidak boleh mengisi angin melebihi kapasitas yang tertulis. Dalam hal ini 40 psi artinya jangan mengisi tekanan angin melibihi 40 psi.

E. Angka DOT
Biasanya kode ini hanya diwajibkan di beberapa negara saja terutama di negara Kanada. Kode ini menyatakan kode pabrikasi ban itu sendiri. Contoh: DOT GHYT 4501 Dalam hali ini DOT artinya Department Of Transportation, 2 huruf pertama(GH) menyatakan kode nama pembuat ban, 2 huruf berikutnya(YT) kode nama tempat pabrik, 2 angka pertama(45) menyatakan minggu ban dibuat, yaitu minggu ke-45 dan 2 angka terakhir(01) menyatakan tahun pembuatan yaitu tahun 2001.

F. Rating Kualitas Ban
Rating kualitas ban terdiri dari tiga pengukuran, yaitu treadwear, traction dan temperatur. Rating kualitas ini memiliki nilai yang relatif untuk setiap manufaktur ban.
  • Treadwear menyatakan kemampuan ban bertahan atau berapa lama usia pakai ban, contohnya rating treadwear 400 artinya tahan lebih lama dua kali dari rating 200.
  • Traction menyatakan kemampuan ban untuk stop dari kondisi jalan lurus pada jalanan aspal yang basah, nilainya dinyatakan(dari tertinggi ke terendah) dalam AA, A, B dan C.
  • Temperatur menyatakan ketahanan ban pada temperatur/suhu yang tercipta ketika dipakai, nilainya dinyatakan(dari tertinggi ke terendah) dalam A, B dan C.

Popular Posts