Dibongkar dengan gaya apa pun, Vespa tetap indah. Ciri khas, pantatnya mirip lebah membuat desain skuter asli Italia itu tak pernah surut penggemar. Faktor itulah yang membuat Stefan Rohrer, seniman instalasi asal Jerman, tanpa ragu "memanjang" Vespa. Bagian pijakan kaki (tengah) diulur hingga tampak meliuk seperti ular.
Bertahun-tahun seniman kelahiran Goppingen 1968 itu “mengulur” bagian pijakan kaki Vespa. Beberapa karyanya sudah dibeli kafe, hotel, restoran, dan masterpiece-nya menjadi bintang galeri kesenian. Terakhir, Vespa-Vespa panjang dan melingkar itu mengikuti sebuah pameran seni taraf internasional dengan tajuk “Blickachsen” di kota Bad Homburg.
Konsep yang dipresentasikan Rohrer, memanusiakan Vespa. Perumpamaannya, pijakan kaki adalah jalan hidup yang harus ditempuh seseorang. Sedangkan untuk mencapai bagian depan,melambangkan tujuan hidup. Jalan hidup itu penuh bencana, tetapi mewarnai. Vespa-Vespa hasil karyanya pun dilabeli grand design antara keindahan dan bencana.
Seperti Vespa merah yang dinamai “Arancio”. Ujungnya dipanjangkan meliuk dua kali ke udara seolah-olah terbang meski tak bisa tinggi. Sementara bagian belakangnya tetap berdiri tegak, melambangkan sisi pertahanan manusia, menggambarkan manusia tak bisa lepas dari sejarah.
“Ketika saya kecil, saya bermimpi menjadi desainer mobil. Namun suatu ketika, saya menyadari cita-cita saya itu tak mungkin terjadi. Hasil desain saya sebagian besar menabrak pakem dan kurang rasional untuk sebuah mobil. Jiwa saya bukan di sana,” ujarnya.
Rohrer mengerjakan sebagian besar karyanya tanpa bantuan orang lain. Seperti memanjangkan pijakan kaki Vespa, ia menyambung sendiri bodi asli kendaraan roda ini dengan plat besi dengan arah liukan disesuaikan dengan tema. Tak hanya Vespa, Rohrer juga mengekspresikan gejolak hatinya melalu mobil dan sepeda motor tua.
So, sepeda motor dan mobil bukan sekadar alat transportasi. Juga jadi bisa diadikan wadah seni dan melampiaskan gejolak hati!
0 comments:
Posting Komentar